Rabu, 03 April 2013

Wisata Kuliner BALI

Makan di Kuta – Alas Daun, sensasi makan tanpa piring

Sensasi makan di atas daun pisang yang lebar ternyata itu bukan hanya dapat dirasakan di Malaysia atau Singapura dengan makanan khas Banana leaf curry Indianya, Di satu malam diiringi hujan deras, saya menemukan sebuah rumah makan masakan Sunda, yang merupakan cabang dari rumah makan di bandung bernama Alas Daun. WKB paling senanggg..kalau ada resto enak dari Bandung buka cabang di bali!
Berlokasi di Jalan Dewi Sri yang semakin ramai dengan hotel-hotel dan tempat makan baru seiring dengan pesatnya pembangunan Bali bagian selatan saat ini, memang tepat rasanya kalau Alas Daun dapat menjadi salah satu pilihan makanan Anda di tengah suasana Kuta. Tempat ini juga mendapat julukan sebagai salah satu dari ’7 Wisata Kuliner terunik . Alas Daun sebelumnya terletak di Jl. Teuku Umar, Denpasar, tapi sayang tidak tau kenapa cabang satu ini tutup menyusul pendahulunya yang juga sebuah resto masakan Sunda ternama yang aslinya juga dari Kota Kembang, Bandung..Lokasi yang kurang tepat mungkin?
Makanan favorit saya disini : Nasi Liwet Bakar, Ikan Baronang Bakar, Tumis bunga pepaya, lalap dan sambelnya yang melimpah (jarang sekali di Bali bisa puas makan sepiring penuh sayur segar, bukan cuma ‘hiasan’ diatas piring saja), dan sudah pasti favoritnya mamah saya : Sayur Asem. Pencarian ‘The best Sayur Asem‘ di Bali masih berlanjut loh! Menu pencuci mulutnya juga sangat bervariasi dan berbau ‘Sunda’,  setelah menyantap gorengan dan nasi panas, lalu diguyur dengan Es Leci Beureum dan Es Dawet Hitam Putih rasanya menyegarkan sekali. Coba juga Pisang Aromanya, manis gurih! Duh, kangen Bandung nih..
Semua hidangan disajikan tanpa piring, hanya beralaskan daun pisang lebar, dengan pilihan kuah cumi hitam dan kuah rendang. Pelayanannya cepat dan ramah, terasa di ‘lembur kuring’ karena karyawan yang melayani berasal dari Bandung. Otomatis, logat ‘nyunda’ saya keluar dong..Raos pisann…! Sayang malam itu sambel dadakan habis (baru buka kok habis ya?), dan mereka menolak untuk membuatkan spesial untuk mamah yang ‘gila sambal’, sebagai penggantinya mereka hanya menyajikan sambal hijau yang jelas kurang nendang.